Hal – hal yang dapat dilakukan saat beribadah shalat fardhu (wajib)

By
Sebagai umat islam, sudah merupakan kewajiban bagi kita untuk melaksanakan ibadah shalat fardhu (wajib) lima waktu setiap hari. Kita melaksanakan shalat tersebut dengan kesadaran sebagai bentuk keimanan dan kepatuhan kepada Allah swt. Harapannya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya maka kita akan diberikan perlindungan, rezeki, pahala dan tempat yang baik di dunia juga di sisi Allah swt (surga). Selain ibadah shalat fardhu nya sendiri yang diganjar dengan pahala, terdapat beberapa hal yang bila dilakukan akan mengoptimalkan manfaat saat kita beribadah shalat wajib (fardhu) tersebut. Yaitu :

Shalat berjamaah di masjid

Shalat yang dilakukan berjamaah jauh lebih baik daripada shalat yang dilakukan sendirian. Dari sisi hubungan manusia, dengan melaksanakan shalat berjamaah sesama muslim dapat bersilaturahmi, saling mengenal dan saling membantu. Allah swt pun melipatgandakan pahala orang yang shalat berjamaah sampai 27 (dua puluh tujuh) kali lipat dibandingkan dengan pahala orang yang shalat sendirian.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw berikut ini :

Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : “Shalat berjamaah 27 derajat lebih utama daripada shalat sendirian.” (HR. Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Naasa’i – At–Targhib).

Shalat berjamaah di masjid

Berwudhu mulai dari rumah atau tempatnya beraktifitas

Orang yang telah berwudhu dengan sempurna ketika ia di rumah, kantor atau dimanapun tempat dia beraktifitas dengan tujuan berangkat shalat berjamaah di masjid, maka ia memperoleh manfaat yang besar dari Allah swt. Yaitu ia akan dianggap selalu dalam keadaan shalat mulai dari berangkat, selama di perjalanan, dan saat menunggu shalat di masjid. Demikian juga ketika telah selesai shalat dan dalam perjalanannya pulang. Malaikat pun selalu mendo’akan ketika ia berada di masjid saat menunggu shalat dimulai dan tetap mendoakannya  saat ia masih di masjid setelah selesai shalat.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw berikut ini : 

Shalat seorang laki – laki dengan berjamaah dibandingkan shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipatgandakan) pahalanya dengan 25 kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudhu dengan menyempurnakan wudhunya kemudian dia keluar menuju masjid. Dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjamaah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat, maka malaikat akan turun untuk mendoakannya selama dia masih berada di tempat shalatnya. “Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah rahmatillah dia”. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti pelaksanaan shalat. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Menjadi tukang adzan (Muadzin)

Dengan menjadi tukang adzan (muadzin), maka dosa - dosanya akan diampuni sepanjang suaranya terdengar dan dibenarkan oleh orang yang mendengarkannya dan ia pun mendapat pahala orang – orang yang shalat bersamanya.

Hal ini berdasarkan sabda rasululllah saw :

“Tukang adzan itu akan diampuni (dosanya) sepanjang suaranya (terdengar), dan dibenarkan oleh orang yang mendengarkannya baik basah maupun kering dan juga baginya pahala orang yang sahalt bersamanya.” (HR. Ahmad dan An-Nasai).

Jika anda tidak dapat menjadi tukang adzan (muadzin) maka minimal anda bisa mendapatkan pahala yang setimpal dengannya yaitu “mengucapkan seperti yang dikatakan oleh tukang adzan tersebut”. Maksudnya adalah memohonlah (berdoa) setelah kamu selesai menjawab seruan muadzin tersebut.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw :

“Katakanlah seperti yang dikatakan oleh muadzin, bila kamu selesai maka mohonlah (kepada Allah) niscaya dia akan memberimu.” (HR. Abu Daud dan An-Nasai).

Datang ke masjid menunggu waktu shalat

Banyak orang yang datang ke masjid setelah adzan agar cepat selesai beribadah di masjid. Namun sesungguhnya jika ia datang ke masjid  lebih awal maka ia akan mendapat pahala yang besar. Orang yang menunggu shalat, yaitu ketika ia mulai masuk ke masjid dan menunggu disana sampai datangnya waktu shalat. Kemudian sebaik - baiknya waktu menunggu shalat tersebut adalah mengisinya dengan zikir, istighfar, membaca al -qur’an dan berdo’a.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw :

Orang yang menunggu sholat di masjid di beri pahala seperti sedang sholat (HR. Bukhari : 611)

Melaksanakan shalat sunnah tahiyatul masjid dan shalat rawatib

Shalat sunnah tahiyatul masjid ini merupakan shalat sunah yang sangat dianjurkan. Yaitu melaksanakan shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid. Shalat ini dilaksanakan sebelum duduk sebagai bentuk penghormatan terhadap masjid sebagai rumah Allah swt.

Rasulullah bersabda :

“Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Melaksanakan Shalat rawatib yaitu shalat sunah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu (wajib). Shalat sunah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib (fardhu) disebut qabliyah. Waktunya : 2 rakaat sebelum subuh, 2 rakaat sebelum shalat zhuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat isya. 

Sedangkan shalat sunah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu (wajib) disebut ba’diyah. Waktunya : 2 atau 4 rakaat sesudah shalat zhuhur, 2 rakaat sesudah shalat maghrib dan 2 rakaat sesudah shalat isya.

Berinfak dan bersedekah

Mari gunakan setiap kesempatan yang kita miliki untuk bersedekah. Selagi fisik sehat dan diberikan kemudahan rezeki, sisihkanlah sebagian untuk bersedekah. Dalam hal ini bersedekah di masjid saat akan shalat berjamaah atau setelahnya. Insyallah sedekah tersebut barokah dan menjadi bekal kita di akhirat nanti dan melindungi kita di padang mahsyar.



Hendaknya saat shalat berjamaah berada di shaf yang pertama

Malaikat mendoakan  orang – orang yang pada saat shalat berjamaah berada di shaf pertama.

Berdasarkan hadist Rasulullah :

“Sesungguhnya para malaikat memberikan shalawat kepada orang – orang yang berada di shaf pertama.” (HR. Ibnu Hibban no. 2157)

Menanggapi sabda beliau, para sahabat bertanya, “Apakah juga kepada orang – orang yang berada di shaf kedua wahai rasulullah?” kemudian rasulullah berkata “juga kepada orang – orang yang berada di shaf kedua.” (HR. Ahmad dan Ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh Al Albani)

Demikianlah artikel tentang hal – hal yang dapat dilakukan saat kita beribadah shalat fardhu (wajib). Semoga dapat bermanfaat dan mohon maaf jika di dalam nya terdapat kekurangan dan kesalahan. 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.