Informasi Tentang Imunisasi

By // Tidak ada komentar:

Imunisasi adalah tindakan pemberian vaksin (vaksinasi) untuk mencegah terjadinya suatu penyakit. Imunisasi dari kata “immune” atau dalam bahasa Indonesia artinya kebal. Jadi imunisasi adalah proses membentuk kekebalan tubuh manusia terhadap suatu penyakit dengan memberikan vaksin supaya tubuh membuat zat kekebalan (anti bodi). Imunisasi kadang menimbulkan efek samping seperti demam tetapi ini tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan pemberian obat penurun panas. Demam adalah proses alamiah tubuh dalam menumbuhkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Bayi yang diberikan imunisasi lebih sehat dan anak yang tidak diimunisasi dapat lebih sering sakit. Oleh sebab itu sangat perlu menjaga kesehatan balita karena status kesehatan anak akan mempengaruhi tumbuh kembang anak tersebut. Kegiatan imunisasi dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan, berdasarkan kelompok usia dan tempat pelayanan.

Manfaat Imunisasi untuk :
  • Anak : mencegah penderitaan akibat penyakit dan mencegah kemungkinan cacat atau kematian
  • Keluarga : menghilangkan kecemasan dan stress akibat anak sering sakit. Masa kanak – kanak yang sehat dan ceria  merupakan kondisi ideal untuk tumbuh kembang anak.
  • Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, kecerdasan bangsa untuk melanjutkan pembangunan negara.
Diharapkan bayi memperoleh imunisasi dasar lengkap mulai dari usia 0 – 11 bulan). Jenis imunisasi dasar tersebut adalah imunisasi BCG (Bacillus, Calmette, Guerin), DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), Polio, Campak, Hepatitis dan imunisasi TTC (Tetanus Toksoid).


Update : Vaksin  Demam Berdarah Dengue (DBD)

Kabar gembira, Pada Akhir 2016 di Indonesia akan dipasarkan vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD). Proses pembuatan vaksin ini cukup lama yaitu mencapai 20 tahun karena vaksin ini diharapkan mampu untuk memberikan perlindungan terhadap virus DBD yang terdiri dari empat tipe yaitu tipe den-1, 2, 3 dan 4 secara bersamaan. jadi cukup dengan satu kali suntikan vaksin, dapat melindungi diri dari keempat tipe virus DBD tersebut.

Vaksin ini dikembangkan oleh PT Sanofi Pasteur dan sudah terbukti aman setelah di uji klinis tahap ketiga dengan hasil yang baik, tingkat efikasinya mencapai 56% angka ini sesuai target. Uji coba dilakukan pada sekitar 40.000 anak. 10.000 diantaranya berasal dari anak di negara – negara asia. Saat ini untuk memperoleh izin edar vaksin perlu di uji klinis tahap keempat untuk pemantauan dampak jangka panjangnya.

Semoga semua uji klinis ini dapat dilalui dengan baik tanpa ada efek samping yang berarti sehingga vaksin DBD segera tersedia, harganya terjangkau dan anak dapat memperoleh perlindungan sejak dini dari penyakit DBD yang banyak terjadi di Indonesia.

Jadwal pemberian Imunisasi lengkap
Umur           Jenis Imunisasi
0-7 hari        Hepatitis B (HB) 0
1 bulan        BCG, Polio 1
2 bulan        DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan        DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan        DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan        Campak

Imunisasi Polio
Penyakit polio adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus polio dan dapat menyebabkan kelumpuhan yang menetap. Gejalanya adalah nyeri pada tungkai dan lumpuh layu mendadak. Polio menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau tercemar virus polio. Pencegahan polio melalui imunisasi polio 4 x sebelum anak berusia 1 tahun dengan jarak minimal 1 bulan dan menjaga kebersihan pribadi, makanan, minuman dan lingkungan.


Imunisasi Campak
Penyakit campak adalah penyakit menular yang menimbulkan demam dan merah - merah pada kulit yang disebabkan oleh virus campak golongan paramixovirus. Gejalanya adalah panas yang tinggi, mata memerah dan sakit bila terpapar cahaya, batuk atau pilek serta timbul bercak -  bercak merah pada kulit. Campak menular melalui udara atau pernafasan dan menular melalui orang yang menderita campak. Pencegahan campak melalui imunisasi campak 1 kali pada usia 9 bulan dan imunisasi ulangan pada usia 6 – 7 tahun (kelas 1 SD).


Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus)
Penyakit difetri adalah penyakit menular yang menimbulkan demam mendadak dan sakit pada tenggorokan dan hidung yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae. Gejalanya seperti demam mendadak, radang pada tenggorokan atau saluran pernafasan, hilang nafsu makan, sakit waktu menelan, dan sesak nafas. Difteri menular melalui udara atau pernafasan ketika penderita batuk atau bersin. Pencegahan difteri dengan imunisasi DPT/HB 3 kali pada usia 2, 3 dan 4 bulan (sebelum anak berusia 1 tahun) dengan interval (jarak) minimal 1 bulan, serta imunisasi DT pada usia 6 – 7 tahun (kelas 1 SD).

Pertusis adalah penyakit batuk rejan (batuk seratus hari, pertusis) yang disebabkan oleh bakteri bordetella pertussis. Gejalanya pada minggu pertama bayi menderita batuk dan pilek dengan hidung berair disertai panas. Minggu kedua batuk tidak hilang walau minum obat, batuk tidak dapat dihentikan sampai diakhiri dengan muntah, adanya pendarahan di selaput mata serta mata menjadi bengkak. Minggu ketiga batuk terus – menerus lalu berkurang secara perlahan – lahan. Cara penularan pertusis melalui udara ketika penderita batuk dan bersin. Cara mencegah pertusi dengan memberikan imunisasi DPT/HB 3 x pada usia 2, 3 dan 4 bulan (sebelum usia 1 tahun) dengan interval minimal 1 bulan.

Penyakit Tetanus Neonatorium adalah penyakit kejang yang disebabkan oleh bakteri tetanus (clostridium tetani) yang terjadi pada bayi kurang dari 1 bulan. Gejalanya tiba – tiba bayi tidak mau menyusui, mulut mencucu seperti mulut ikan, demam dan kejang. Bakteri tetanus masuk melalui tali pusat pada saat persalinan dan perawatan tali pusat yang tidak baik. Cara mencegah tetanus neonatorium adalah dengan memberi imunisasi DPT/HB 3 x pada bayi usia 2, 3 dan 4 bulan (sebelum usia 1 tahun), serta imunisasi DT pada usai 6 – 7 tahun (kelas 1 SD) dan imunisasi TT pada anak kelas 2 dan 3 SD, melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan, merawat tali pusat secara hiegienis.


Imunisasi BCG (Bacillus Calmete Guerin)
Penyakit TB atau tuberkulosis adalah penyakit batuk – batuk lama (kronis) yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Gejalanya berupa batuk pilek dan demam dalam waktu yang lama dan berkeringat pada malam hari, berat badan berkurang dan anak tampak lesu. Cara penularan TB melalui udara dan percikan ludah penderita pada waktu batuk dan bersin. TB dapat dicega cengan pemberian imunisasi BCG setelah bayi lahir.

Imunisasi Hepatitis B
Penyakit hepatitis B atau sering disebut sakit kuning adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati dan dapat bersifat mendadak atau menahun. Pada sebagian kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Gejalanya adalah selera makan menghilang, rasa tidak enak perut, mual hingga muntah, nyeri dan rasa penuh pada perut kanan atas kadang disertai nyeri sendi, setelah satu minggu gejala utama muncul yaitu selaput putih pada mata dampaknya berwarna kuning, kulit seluruh tubuh berwarna kuning, air seni berwarna coklat seperti teh. Penularan hepatitis B dapat terjadi dati ibu pengidap virus hepatitis B ke bayi yang dikandungnya. Penularan juga dapat terjadi melalui hubungan seksual, penggunaan alat suntik yang tercemar, tusuk jarum, transfusi darah, dan penggunaan pisau cukur atau sikat gigi secara bersama – sama. Hepatitis b dapat dicegah dengan pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi usia 0 – 7 hari satu kali dan dilanjutkan dengan imunisasi DPT/HB pada usia 2, 3 dan 4 bulan.

Jadwal pemberian Imunisasi Lengkap (sumber : Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia - IDAI - 2014)


Tuberkulosis (TB) Resistan Obat (TRO)

By // Tidak ada komentar:

TB Resistant obat adalah keadaan dimana kuman Mycobacterium Tuberculosis sudah tidak dapat dibunuh atau kebal terhadap obat anti TB (OAT) biasa.

Terdapat 5 kategori resistansi TB terhadap obat, yaitu :
  1. Monoresistance yaitu resistan terhadap salah satu OAT, misalnya resistant isoniazid (H)
  2. Polyresistance yaitu resistan terhadap lebih dari satu OAT selain kombinasi isioniazid (H) dan rifampisin (R), misalnya resistan isoniazid dengan etambutol (HE), isoniazid etambutol dan streptomisin (HES), rifampisin etambutol dan streptomisin (RES)
  3. Multi Drug Resistance (MDR) yaitu TB resistan obat terhadap minimal 2 (dua) obat anti TB yang paling ampuh saat ini. Yaitu isoniazid (H) dan Rimfapisin (R) secara bersama – sama atau disertai resistan terhadap obat anti  TB lini pertama lainnya seperti Etamibutol, treptomisin dan pirazinamid.
  4. Extensively Drug Resistance (XDR) yaitu TB MDR disertai resistansi terhadap salah satu obat golongan fluorokuinolon dan salah satu dari OAT injeksi lini kedua (kapreomisin, kanamisin dan amikasin)
  5. TB Resistan Rifampisin (TB RR) yaitu resistan terhadap rifampisin (monoresistan, poliresistan, TB MDR,   TB XDR) yang terdeteksi menggunakan metode fenotip atau genotip dengan atau tanpa resitant OAT lainnya.
Pengobatan TB MDR lebih sulit dilakukan karena :
  • Pengobatan TB MDR lebih lama (18-24 bulan bahkan lebih)
  • TB MDR tidak bisa diobati dengan obat TB biasa tetapi harus menggunakan obat lain yang disebut obat anti TB MDR. Harga obat TB lini kedua ini jauh lebih mahal (kira – kira 100 kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan pengobatan TB Biasa) dan penanganannya sulit. Jumlah obat yang diberikan lebih banyak dan efek samping yang disebabkan lebih berat dari pada pengobatan TB Biasa.
  • Jika tidak diobati dengan tepat, kuman dapat semakin kebal dan pasien bisa meninggal.
Seseorang dapat sakit TB MDR karena pengobatan TB yang tidak tuntas/tidak teratur atau obat anti TB yang diminum tidak sesuai dengan paduan dan dosis yang ditentukan. Kemudian jika pasien TB MDR tidak berobat secara teratur maka pasien dapat menjadi sumber penularan TB MDR bagi orang disekitarnya, penyakit akan bertambah parah, kuman menjadi lebih kebal sehingga obat yang tersedia saat ini tidak mampu mengobati lagi dan akibat terburuk adalah kematian.

TB MDR menular melalui percikan dahak bila pasien bicara, batuk atau bersin. Untuk mencegah penularan kepada orang sekitas maka pasien TB MDR harus menjalani pengobatan sampai dinyatakan sembuh, menjalani etika batuk seperti menutup mulut dan hidung dengan tissue atau saputangan ketika batuk dan bersin, menggunakan masker penutup mulut dan hidung saat berhadapan dengan orang lain, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, buang dahak dan ludah pada wadah berisi air bercampur sabun/karbol.

Seseorang diketahui menderita TB MDR jika ia mempunyai gejala TB dan ketika dahaknya di periksa dan di tes kekebalan kuman TB terhadap obat anti TB (OAT), ketika hasil tes nya menunjukkan kuman telah kebal terhadap obat anti TB (OAT). maka berdasarkan tes ini maka orang tersebut menderita TB Resistan obat (MDR).

TB MDR dapat disembuhkan, pengobatan nya kurang lebih selama 18 – 24 bulan yang terdiri dari 2 tahap :
  1. Tahap awal yaitu tahap pemberian obat minum dan suntikan sekurang – kurangnya selama 6 bulan.
  2. Tahap lanjutan yaitu pemberian obat minum tanpa suntikan.
Tabel Pemantauan Pengobatan TB MDR - Sumber : Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis
Untuk mengetahui kemajuan pengobatan, pasien akan diminta menjalani pemeriksaan dahak dengan menyerahkan dahak Sewaktu (S) atau dahak Pagi (P) pada : Tahap awal satu bulan sekali dan pada Tahap lanjutan dua bulan sekali. Pemeriksaan dahak dilakukan dari pengobatan tahap awal sampai tahap akhir . Pengobatan dinyatakan lengkap dan selesai oleh dokter.

Obat TB MDR dapat memiliki efek samping seperti mual, muntah, nyeri perut bagian atas, diare, pusing, nyeri sendi, nyeri otot, dan nyeri tulang. Efek samping berat berupa depresi yang berdampak pada perubahan perilaku dan pendengaran berkurang sampai tuli.

Dengan masa pengobatan yang cukup lama, pasien TB MDR perlu diberikan bantuan dan pendampingan dari orang – orang disekitarnya agar pasien tetap fokus dan semangat dalam menjalani pengobatan dan minum obat secara teratur sesuai arahan petugas kesehatan. Perhatikan pula informasi ketersediaan  obat TB MDR karena obat tersebut tidak selalu ada di sejumlah apotek / rumah sakit di wilayah tertentu.

Demikian informasi tentang Tuberkulosis Resistan Obat (TRO), semoga artikel ini dapat memberikan kesadaran (awareness) akan bahaya TB MDR dan informasi cara mencegahnya yaitu dengan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan bersikap positif memberi dukungan kepada mereka yang terinfeksi TB MDR agar mau menjalani pengobatan dengan lengkap dan teratur sampai sembuh.
Sumber : TB Indonesia dan Kementerian Kesehatan RI.

Informasi Tentang Infeksi Menular Seksual (IMS)

By // Tidak ada komentar:
Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang salah satu penularannya melalui hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. Hubungan seksual ini termasuk hubungan seks lewat vagina, anus maupun mulut (oral). Walaupun sering di sebut penyakit kelamin, tanda tanda IMS tidak selalu ada di alat kelamin, tetapi bisa ada di mata, otak, mulut, hati dan bagian tubuh lainnya. Contohnya HIV dan Hepatitis B yang menular lewat hubungan seks tetapi penyakitnya tidak terlihat di alat kelamin. IMS juga membuat rasa sakit tidak hanya pada kelamin tetapi juga keseluruh tubuh. Pada pria dan wanita, IMS dapat menyebabkan kemandulan dan kematian.

IMS sering tidak menunjukkan gejala apapun, terutama pada wanita. Namun ada pula IMS yang menunjukkan gejala seperti :
  • Keluar cairan dari vagina, penis atau anus yang berbeda dari biasanya.
  • Rasa perih atau nyeri atau panas pada saat kencing atau setelah kencing
  • Ada luka terbuka/basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut. Luka ini bisa nyeri bisa juga tidak.
  • Ada semacam tumbuhan seperti jengger ayam/kutil disekitar kemaluan
  • Terjadi pembengkakan pada lipatan paha.
  • Pada pria terdapat bengkak dan nyeri pada kantung pelir/zakar
  • Sakit perut dibagian bawah yang kambuhan, tetepi tidak berhubungan dengan haid/menstruasi
  • Keluar darah setelah hubungan seks
  • Secara umum merasa tidak enak badan atau demam.
Ada tiga gejala utama dari IMS yaitu :
  1. Adanya  cairan tubuh keluar melalui alat kelamin yang tidak biasa atau tidak normal. Misalnya GO (Gonore/kencing nanah) atau klamida.
  2. Adanya luka pada atau disekitar alat kelamin. Misalnya sifilis dan Herpes
  3. Adanya sesuatu yang tumbuh pada atau disekitar alat kelamin (tumbuhan/tumor) misalnya jengger ayam.
Jenis IMS yang pada umumnya dijumpai yaitu :
  1. Gonore dan klamida yang berakibat kemandulan bagi penderitanya jika tidak diobati dengan benar.
  2. Jengger ayam dan herpes sangat menjengkelkan karena bersifat kambuhan seumur hidup
  3. Hepatitis berbahaya jika sudah parah dan merusak hati.
  4. Sifilis, bayi yang dilahirkan dari wanita penderita sifilis seringkali cacat atau lahir dalam keadaan mati.
  5. HIV akan berakibat kematian karena AIDS
HIV/AIDS, Hepatitis B dan C, Herpes dan Jengger Ayam termasuk jenis IMS yang tidak dapat disembuhkan. HIV adalah yang paling berbahaya karena selain tidak dapat disembuhkan, HIV juga merusak sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan penyakit apapun. Akibatnya orang terkena HIV dapat menjadi sakit – sakitan dan banyak yang meninggal karenanya. Penyebaran IMS berkaitan erat dengan Penularan HIV. Seseorang yang berhubungan seksual dengan pengidap IMS akan berisiko 3 -5 kali lebih besar tertular HIV.


Gonore adalah suatu penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri neisseria gonorrhoeae. Jika seseorang menderita gonore, maka ia akan mengeluarkan nanah saat buang air kecil. Gonore dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore dapat naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.

Hepatitis merupakan penyakit akibat adanya peradangan hati (liver). Hati memiliki fungsi menguraikan sebagian besar obat yang masuk ke dalam tubuh manusia dan zat yang terdapat dalam darah sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi tubuh. Peradangan hati ini menyebabkan hati tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Hepatitis B dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi tetapi Hepatitis C hingga kini belum ada vaksinnya.

Herpes sering kambuh dan sangat nyeri jika sedang kambuh. Pada herpes yang dapat diobati hanya gejala luarnya saja. Tetapi bibit penyakitnya akan tetap hidup dalam tubuh penderita selamanya.
Jengger ayam, pada laki – laki dapat menyebabkan kanker penis sedangkan pada wanita seringkali menyebabkan kanker.


Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, treponema pallidum. Penularannya biasanya melalui kontak seksual dan penularan dari ibu ke anak yang mungkin saja terjadi. Seseorang yang mengidap sifilis, meningkatkan bahaya terinfeksi HIV/AIDS setidaknya 2 -5 kali lipat. Sifilis mempengaruhi kehamilan. Kehamilan oleh penderita sifilis dapat berakhir dengan keguguran dan kematian bayi. Apabila tidak mendapatkan perawatan yang baik, sifilis dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf, jantung dan otak.

IMS tidak dapat dicegah dengan :
  1. Memilih pasangan seks berdasarkan penampilan luar, karena IMS tidak membedakan usia dan penampilan fisik seseorang.
  2. Meminum obat antibiotik seperti supertetra, penisilin dll sebelum ataupun sesudah berhubungan seks. Tidak satupun obat yang dapat membunuh semua jenis kuman ini. Terlalu sering minum obat sembarangan malah menyebabkan kuman IMS menjadi kebal obat sehingga sulit penyembuhannya.
  3. Minum minuman beralkohol. Minuman beralkohol sama sekali tidak dapat mencegah IMS
  4. Membersihkan atau mencuci alat kelamin bagian dalam atau luar segera setelah berhubungan seks.
  5. Bahkan mencuci dengan cuka, air soda, air jahe, alkohol dll malah akan merusak selaput lendir dan kulit yang menimbulkan luka atau iritasi sehingga menyebabkan IMS atau HIV lebih mudah masuk.
Sumber : Intisari dari berbagai artikel. 

Konferensi Tingkat Tinggi Asia – Afrika (KAA) 1955

By // Tidak ada komentar:
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika

Latar belakang,
Perang dunia kedua berakhir pada agustus 1945, namun walaupun perang tersebut berakhir kedamaian, keamanan dunia tidak tercipta. Kebencian di antara negara – negara di dunia tetap ada. Masalah baru kemudian yang memunculkan kekerasan dan berujung pada perang terbuka terjadi di semenanjung Korea, Indocina, Palestina dan Afrika.

Masalah tersebut muncul terutama karena adanya dua blok dominan di dunia yang memiliki kepentingan dan ideologi yang berbeda. Blok barat di pimpin oleh Amerika Serikat dan blok timur oleh uni soviet. Setiap blok berusaha untuk mempengaruhi negara – negara di Asia dan Afrika untuk menjadi pendukung mereka. Situasi ini dikenal dengan “Perang Dingin” yang tetap menjaga permusuhan tersembunyi antara kedua blok dan pendukungnya.

Situasi dunia pada saat itu juga dipengaruhi oleh penjajahan yang terjadi di berbagai belahan dunia, terutama di Asia dan Afrika. Sebelum 1945 benua Asia dan Afrika di jajah oleh negara – negara barat dalam berbagai bentuk penjajahan. Namun sejak tahun 1945 banyak negara Asia dan Afrika yang mencapai kemerdekaan dan negara – negara lainnya sedang berjuang untuk merdeka seperti Aljazair, Tunisia dan Maroko di Afrika utara, Vietnam di Indocina dan negara – negara lain di Afrika bagian selatan. Beberapa negara merdeka di Asia dan Afrika juga mengalami masalah penjajahan seperti Irian barat di Indonesia, konflik antara India dan Pakistan tentang kashmir, konflik antara negara – negara arab tentang Palestina. Warga Arab-Palestina dipaksa meninggalkan tanah airnya dan menjadi pengungsi karena negaranya di ambil alih secara paksa oleh tentara Israel yang dibantu oleh Amerika Serikat.


Sementara itu, negara – negara di dunia terutama negara di Asia dan Afrika sedang khawatir karena senjata – senjata berbahan nuklir sedang di kembangkan. Ada juga konflik antara golongan di masyarakat di beberapa negara merdeka di Asia dan Afrika akibat penjajahan (politik pecah belah, divide et empera politics).

Walaupun badan internasional seperti Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) telah berdiri untuk mengatasi masalah dunia, pada kenyataannya PBB tidak berhasil. Di dunia nyata, negara – negara di Asia dan Afrika lah yang menderita karena adanya konflik tersebut. Hal -  hal inilah yang melatarbelakangi ide untuk melaksanakan konferensi negara - negara di Asia dan Afrika.

Konferensi Tingkat Tinggi Asia – Afrika (KTT Asia Afrika – KAA) Tahun 1955
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18 – 24 april 1955. KAA menitikberatkan pada masalah – masalah dan hal – hal umum yang menjadi perhatian bersama bagi negara – negara di Asia dan Afrika. KAA membahas arah dan cara agar masyarakat mereka dapat melakukan kerjasama ekonomi, budaya dan politik secara menyeluruh. Dalam Konferensi Asia Afrika 1955 ini separuh populasi dunia saat itu terwakili. Konferensi ini adalah pertemuan tingkat tinggi pertama di dunia yang mempertemukan negara – negara di Asia dan Afrika.

Para pemimpin Asia Afrika yang berpartisipasi dalam KAA memimpikan tatanan dunia yang merdeka, damai, berkeadilan dan sejahtera bersama. Mereka membentuk semangat baru yang mengatur hubungan antar negara – negara yang disebut dengan Semangat Konferensi Asia Afrika Bandung 1955 (Semangat Bandung).

Para pemimpin KAA menyatakan bahwa negara – negara harus menjalankan toleransi dan hidup berdampingan dalam damai satu sama lain sebagai tetangga yang baik, yang pada akhirnya akan secara efektif memelihara dan meningkatkan keamanan dan perdamaian internasional. Kerjasama di bidang ekonomi, sosial dan budaya juga akan memberikan kesejahteraan bersama dan kebaikan bagi semua pihak. Kerjasama dan kemitraan ini harus berlandaskan 10 prinsip dasar bandung (Dasasila Bandung), yaitu:
  1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
  3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
  4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
  5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
  6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
  7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara.
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi (penyelesaian masalah hukum) , ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
  10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional

Dasasila bandung ini memasukkan prinsip – prinsip dasar dalam piagam PBB dan prinsip – prinsip dasar Jawaharlal Nehru.

Konferensi Asia Afrika di hadiri oleh 29 negara yaitu negara pengundang Indonesia, India, Pakistan,  Srilangka dan Burma. Dihadiri oleh 24 negara yang diundang yaitu Afghanistan, Kamboja, Cina, Mesir, Ethiopia, Filipina, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Saudi Arabia, Yaman, Syiria, Thailand, Turki, Iran, Irak, Sudan, Laos, Libanon, Liberia, Thailand, Ghana, Nepal, Yordania, dan Jepang.

Perubahan penting lain yang terjadi setelah Konferensi Asia Afrika adalah terbentuknya gerakan Non Blok (Non Aligned  Movement - NAM) pada september 1961 dan beberapa dekade setelah KAA, gelombang besar dekolonialisasi terjadi di benua Afrika. KAA dengan Dasasila bandung yang dihasilkannya berperan penting dalam perubahan besar ini. Yaitu semakin menguatnya pemikiran masyarakat di dunia bahwa konsep penjajahan tidak dapat dipertahankan dan pentingnya penyelesaian perselisihan internasional secara damai.

Informasi Tentang Tuberkulosis (TB)

By // Tidak ada komentar:

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis sering disebut TB atau TBC. Kuman mycobacterium tuberculosis masuk ke tubuh manusia melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis terjadi melalui udara, yaitu melalui percikan dahak pada saat batuk atau bersin yang mengandung kuman – kuman tuberkulosis dari orang yang terinfeksi TB. Jumlah kuman TB yang keluar bersama percikan dahak yang dikeluarkan oleh pasien TB saat bicara = 0 – 200 kuman, saat batuk = 0 – 3.500 kuman, saat bersin = 4.500 – 1.000.000 kuman.

Kuman TB bersifat tidak tahan sinar matahari sedangkan di dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab kuman TB dapat bertahan selama beberapa jam. Kuman TB menyukai daerah yang banyak mengandung oksigen semisal daerah apikal (cranial) paru – paru. Kuman TB  biasanya berupa lemak atau lipid sehingga tahan terhadap asam.

Pasien TB dengan BTA (Basil tahan Asam) positif memberikan risiko penularan yang lebih besar daripada pasien TB dengan BTA negatif. Risiko sesorang terpapar kuman TB ditentukan oleh jumlah percikan dahak dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.


TB dapat menyerang siapa saja, terutama menyerang mereka yang berusia produktif/masih aktif bekerja (15 – 50 tahun) dan anak – anak. TB dapat menyebabkan kematian. Apabila tidak diobati, 50% dari pasien TB akan meninggal setelah 5 tahun. Gejala utama TB adalah batuk terus – menerus dan berdahak selama 2 minggu atau lebih. Gejala lainnya seperti batuk bercampur darah, sesak nafas, nyeri dada, badan lemas, nafsu makan berkurang, berat badan turun, demam meriang berkepanjangan dan berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan aktifitas.

Bagi pasien TB paru dewasa, untuk mengetahui apakah seseorang terserang TB perlu dilakukan pemeriksaan dahak. Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali. Yaitu Sewaktu – Pagi – Sewaktu (SPS) dalam 2 hari berturut – turut. Hari pertama, sampel dahak diambil Sewaktu (S) kunjungan pertama ke rumah sakit, pada hari kedua, sampel dahak diambil pada saat bangun tidur Pagi (P) sebelum makan dan minum. Sewaktu (S) mengantar sampel dahak pagi ke rumah sakit, dahak diambil kembali.

Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, pasien TB dibagi menjadi beberapa kelompok (tipe) :
1. Pasien Baru
Pasien TB yang belum pernah diobati oleh Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).
2. Pasien Kambuh (Relaps)
Pasien TB yang telah sembuh atau mendapat pengobatan lengkap, kemudian dinyatakan sakit TB kembali dengan hasil BTA positif.
3. Pasien Pengobatan setelah putus berobat (Default)
Pasien TB yang putus berobat selama 2 bulan atau lebih, kemudian dinyatakan masih sakit TB dengan hasil BTA Positif.
4. Pasien Gagal (Failure)
Pasien TB yang mulai pengobatan kembali setelah hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan ke – 5 atau lebih, pada masa pengobatan sebelumnya.
5. Pasien Pindahan (transfer In)
Pasien TB yang dipendahkan dari rumah sakit antar kabupaten/kota yang berbeda untuk melanjutkan pengobatannya.
6. Lain – lain
Semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas.


Proses pengobatan TB berlangsung 6 – 8 bulan yang terbagi dalam 2 tahap. Yaitu tahap awal dan tahap lanjutan. Pada tahap awal obat diminum setiap hari selama 2 atau 3 bulan. Pada tahap lanjutan obat diminum 3 kali seminggu selama 4 atau 5 bulan.

Pengobatan TB harus lengkap dan teratur, bila pasien berhenti minum obat sebelum selesai akan berisiko penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang lain, penyakit bertambah parah berakibat kematian, obat anti TB (OAT) yang tersedia tidak mempan/mampu membunuh kuman sehingga perlu penanganan yang lebih mahal dan waktu yang lebih lama.

Upaya pencegahan penularan TB yang terbaik adalah menemukan dan mengobati pasien TB. Upaya pencegahan lainnya adalah :
  1. Minum obat TB secara lengkap dan teratur sampai sembuh
  2. Pasien TB harus menutup mulutnya pada saat bersin dan batuk
  3. Tidak membuang dahak sembarangan, tetapi dibuang di tempat khusus dan tertutup
  4. Menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Untuk menghindari penularan TB bila anda batuk sebaiknya palingkan wajah dari orang lain dan makanan, tutup hidung dan mulut dengan tisu atau sapu tangan, hindari batuk di tempat keramaian, gunakan penutup mulut dan hidung (masker).

Tuberkulosis (TB) sering terjadi di Indonesia. TB dapat menyebabkan terjadinya kompilasi pada sistim pernafasan dan peredarannya. Penyakit TB ini merupakan penyebab kematian ke – 3 terbanyak di Indonesia. Peran penting masyarakat dan petugas kesehatan sangat lah penting untuk menanggulangi masalah kesehatan ini. Oleh karena itu diperlukan peran aktif petugas dan masyarakat untuk menurunkan angka penularan dan meningkatkan kesembuhan dan penemuan kasus TB di wilayah kita masing – masing.

Sumber : Intisari dari berbagai artikel. 

Informasi Tentang Malaria

By // Tidak ada komentar:
Anopheles albimanus mosquito by Photo Credit James Gathany Content Providers(s) CDC
Indonesia sebagai negara tropis termasuk negara yang rawan terhadap penularan malaria. Sebagian besar wilayah di indonesia masih merupakan daerah endemis malaria. Masih sering juga terjadi kejadian luar biasa (KLB) penularan malaria di wilayah – wilayah di Indonesia.

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yaitu nyamuk anopheles. Penderita malaria dapat mengalami kekurangan darah karena sel darah merah rusak/di makan oleh plasmodium. Setelah diobati biasanya masih ada parasit malaria yang tertinggal di dalam darah. Bila kondisi tubuh sedang buruk, maka sewaktu – waktu malaria dapat kembali lagi.

Akibat kekurangan darah ini daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terkena infeksi penyakit lainnya, produktivitas dan semangat kerja menurun, pertumbuhan otak pada anak terhambat sehingga mengganggu perkembangan kecerdasan anak. Pembuluh darah otak dapat tersumbat sehingga menyebabkan kejang – kejang, hilang ingatan, pingsan sampai koma dan meninggal bila tidak segera di obati. Pada ibu hamil malaria dapat menyebabkan gangguan pada ari – ari (placenta) dengan akibat bayi lahir mati atau bayi lahir dengan Berat badan Rendah (BBLR).

Penyebaran malaria disebabkan oleh :
  1. Parasit sebagai sumber dan nyamuk anopheles sebagai perantara penularan malaria
  2. Perubahan lingkungan yang tidak terkendali, mobilitas penduduk dari dan ke daerah endemis
  3. Perilaku masyarakat yang tidak sehat
  4. Terbatasnya akses fasilitas dan pelayanan kesehatan
Gejala – gejala malaria adalah demam menggigil secara berkala disertai sakit kepala, tampak pucat dan lemah karena kurang darah, mual – muntah, tidak nafsu makan, kadang – kadang diare dan nyeri diseluruh tubuh.

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya, parasit malaria harus hidup dalam dua tahap yaitu tahap dalam tubuh nyamuk dan tahap dalam tubuh manusia. Di dalam tubuh nyamuk, parasit malaria berubah menjadi parasit yang siap menularkan kepada orang sehat. Di dalam tubuh manusia, parasit masuk ke hati kemudian memperbanyak dirinya, membelah diri dan masuk ke dalam darah merah. Di dalam darah manusia, parasit berkembang menjadi dua jenis parasit yaitu parasit yang siap menularkan melalui gigitan nyamuk dan penyakit yang siap merusak sel –sel darah merah.


Nyamuk anopheles dapat berkembang biak di air tawar, payau dan asin dan umumnya ditemukan di daerah – daerah yang terdapat genangan air seperti rawa – rawa, muara sungai, sawah, tambak, saluran irigasi dan mata air. Nyamuk anopheles hanya menggigit pada malam hari, bila hinggap atau menggigit posisi tubuhnya menungging.

Untuk mencegah terkena malaria, maka dapat dilakukan :
  1. Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria dengan tidur dalam kelambu, mengolesi badan dengan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan kubang ventilasi dan menjauhkan kandang ternak dari tempat tinggal.
  2. Membersihkan tempat – tempat hinggap atau istirahat nyamuk dan memberantas sarang nyamuk
  3. Membunuh nyamuk dengan cara pengasapan atau fogging
  4. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (jentik) pada genangan air, dan menebar ikan pemakan jentik nyamuk
  5. Memberikan obat pencegahan malaria pada ibu hamil

Untuk melindungi masyarakat terutama bayi, balita dan ibu hamil yang sangat rentan terhadap malaria maka dapat digunakan kelambu berinsektisida (Long Lasting Insecticide Nets – LLINS). Kelambu ini sudah dilapisi dengan insektisida oleh pabrik kelambu. Penggunaannya mudah, aman dan tidak berbahaya bagi manusia karena sebelum di pakai sudah diteliti dan dinyatakan aman untuk dipakai.

Keuntungan menggunakan kelambu malaria adalah nyamuk tidak akan mendekat apabila kelambu sudah terpasang (mempunyai efek untuk mengusir nyamuk/repeller), nyamuk akan mati jika menempel pada kelambu, kelambu juga aman jika terkena gigitan anak – anak. Namun demikian orang tua harus mengawasi agar hal tersebut tidak terjadi. Cara merawat kelambu :
  • Bila kotor, kelambu dapat dicuci sekurang – kurangnya 4 bulan sekali dengan air dingin dan jangan menggunakan sabun atau deterjen karena dapat menghilangkan racun nyamuknya.
  • Keringkan kelambu di tempat yang teduh, jangan terkena sinar matahari langsung.
  • Jangan mencuci kelambu di kali atau sungai karena dapat membunuh ikan kecil dan mencemari air.
  • Jahit atau tambal kelambu yang sobek agar nyamuk tidak dapat masuk.
Demikian informasi tentang malaria. Penyakit ini mempengaruhi tingginya angka kematian bayi, balita dan wanita hamil serta menurunnya produktivitas sumber daya manusia. Luasnya wilayah endemis malaria dan keterbatasan fasilitas/layanan kesehatan yang tersedia juga menyebabkan infeksi malaria cukup tinggi di indonesia. Oleh sebab itu perlu adanya kesadaran dan keperdulian masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya penanggulangan malaria. Mulai dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar kita.

Sumber : Intisari dari berbagai artikel.  

Informasi Tentang Demam Berdarah

By // Tidak ada komentar:
Aedes_aegypti -Source : Wikipedia Commons
Demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue. Penyakit demam berdarah (sering disebut DB atau DBD) menyebabkan demam dan dapat menimbulkan pendarahan. Virus dengue ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini sensitif terhadap suhu, suhu yang disukai nyamuk ini adalah 22 – 24 derajat celcius, oleh karena itu mereka cenderung tidak keluar pada siang hari yang panas dan malam hari yang dingin. Mereka hanya beraktifitas pada pagi dan sore hari.

Gejala awal demam berdarah adalah tubuh mengalami panas tinggi secara mendadak selama 2 sampai 5 hari, fisik tampak lemah dan lesu, pada kulit terlihat bintik – bintik merah dan rasa nyeri pada ulu hati. Kemudian gejala lanjutan dari penyakit demam berdarah adalah terjadinya pendarahan di hidung (mimisan) dan di bawah kulit, kadang terjadi muntah. Bila penyakit sudah parah, penderita akan gelisah, tangan dan kaki dingin serta berkeringat. Bila tidak segera diberi pertolongan dapat menyebabkan kematian. Pada tahap ini jika dilakukan pemeriksaan laboratorium akan ditemukan peningkatan nilai hematokrit dan penurunan angka trombosit.

Pertolongan pertama yang dapat diberikan pada saat muncuknya gejala awal demam berdarah adalah memberikan minun sebanyak mungkin, mengkompres agar suhu tubuh panasnya turun, memberikan obat penurun panas. Kemudian jika panas nya tetap tidak turun maka segeralah membawa ke puskesmas atau rumh sakit terdekat.


Ciri – ciri nyamuk demam berdarah :
  1. Nyamuk demam berdarah berwarna hitam dengan belang (loreng) putih pada tubuhnya
  2. Mampu terbang setinggi 100 meter
  3. Aktif menggigit pada pagi hari dan sore hari
  4. Tempat hinggap yang disukai adalah benda – benda menggantung seperti pakaian, kelambu atau tumbuhan di dekat tempat mereka berkembang biak.
  5. Jentik nyamuk bergerak aktif dari bawah ke atas permukaan air secara berulang.
Menurut Dr. Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSc, peneliti perubahan iklim dan kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Hujan ringan disertai dengan cuaca panas berhari – hari setelahnya telah meningkatkan resiko terkena penyakit demam berdarah. Karena adanya genangan air yang cenderung menetap dan memungkinkan nyamuk untuk berkembang – biak. Nyamuk demam berdarah suka berkembang biak di tempat – tempat yang dapat menampung air seperti drum, bak mandi, ember, kaleng dll. Menurut Dr Budi Dr. Budi Haryanto, perubahan iklim dan meningkatnya suhu bumi juga mengakibatkan telur nyamuk saat ini menetas lebih cepat yaitu sekitar 4 -5 hari dari sebelumnya sekitar 14 hari dari bertelur hingga menjadi nyamuk dewasa. Hal ini meningkatkan resiko infeksi demam berdarah dan meluasnya daerah yang berpotensi terjangkit demam berdarah di daerah yang sebelumnya bersuhu dingin menjadi bersuhu lebih panas seperti daerah puncak, ciawi.

Menjaga kebersihan lingkungan adalah salah satu cara mencegah demam berdarah. Yaitu dengan mencegah perkembangbiakan nyamuk demam berdarah di lingkungan kita. Program lingkungan yang melibatkan peran aktif masyarakat dan tepat guna adalah program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). PSN adalah kegiatan pemberantasan jentik di tempat nyamuk berkembang biak dengan cara 3Mplus. Yaitu tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindar gigitan nyamuk dengan cara -  cara : Menguras (M1) dan menyikat tempat –tempat penampungan air, Menutup (M2) rapat – rapat tempat penampungan air, Mengubur (M3) atau menyingkirkan barang – barang bekas yang dapat menampung hujan. Kemudian tindakan tambahan (Plus) yang dilakukan adalah memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk dengan menebar bubuk temaphos (abate) atau altosid di tempat air yang sulit di kuras, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, mengusir nyamuk dengan obat nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi dan tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar.


Untuk wilayah yang ditemukan 3 kasus positif DBD dengan radius 100 meter (40 rumah) dan bila di daerah  tersebut banyak jentik nyamuk DBD maka dapat dilakukan pengasapan atau fogging di wilayah tersebut.

Penyakit demam berdarah belum ada obatnya dan vaksin untuk pencegahannya juga belum ada. Indonesia juga merupakan daerah endemik demam berdarah sehingga masyarakt indonesia harus selalu waspada terhadap penyakit demam berdarah yang muncul setiap tahunnya. Yang dapat kita lakukan adalah menjaga kesehatan lingkungan dengan melakukan pemberantasan nyamuk demam berdarah dengan 3Mplus.

Sumber : Intisari dari berbagai artikel.  

Informasi Tentang HIV dan AIDS

By // Tidak ada komentar:
World Aids Day Ribbon - commons.wikimedia.org
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah suatu kondisi ketika limposit dan sel – sel darah putih mengalami kerusakan sehingga melemahkan sistim pertahanan alami tubuh. Setelah sistim sistem pertahanan alami tubuh lumpuh, penderita biasanya akan meninggal karena suatu penyakit (disebut penyakit sekunder/opportunistik) yang seharusnya dapat dibasmi oleh tubuh apabila sistim pertahan tubuh individu tersebut masih baik.

Penyebab AIDS adalah Virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus) yang masuk ke dalam tubuh manusia dan melumpuhkan sistim kekebalan tubuh. Ada 2 tipe HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2, yang menyerang salah satu sel darah putih, yaitu sel limfosit. Penderita HIV belum tentu akan berlanjut ke fase AIDS, sedangkan penderita AIDS sudah pasti mengidap HIV.

Cara penularan HIV :

HIV ditularkan dengan kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, melalui :

1.    Hubungan seksual berganti – ganti pasangan.
Makin banyak pasangan seks melakukan aktivitas seksual (kontak langsung dengan cairan vagina, air mani dan cairan pra-ejakulasi), semakin besar resiko terinfeksi HIV. Apalagi jika pasangan terkena IMS (Infeksi Menular Seksual) yang menyebabkan luka dan jaringan tubuh yang terbuka, ini dapat menjadi pintu masuknya HIV.

2.    Penggunaan jarum suntik narkoba, tindik dan tatto yang tidak steril/bergantian.
Sisa darah yang tertinggal pada jarum sangan potensial menularkan HIV jika tidak steril.

3.    Ibu ke bayinya.
Bisa terjadi selama proses kehamilan, bersalin dan menyusui.

4.    Transfusi darah tanpa screening
Penularan HIV melalui transfusi darah akan terjadi bila darah yang didonorkan tidak discreening terlebih dahulu atau pendonor yang terinfeksi HIV pada periode jendela bisa jadi tidak terdeteksi keberadaan virusnya sehingga berpotensi menularkan HIV.

HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk atau serangga lainnya, bersalaman atau berpelukan, batuk atau bersin, memakai fasilitas umum seperti toilet dan kolam renang, berbagi makanan atau menggunakan alat makan bersama. Semua kegiatan tersebut aman dilakukan selama tidak ada sarana perpindahan cairan tubuh dan darah.

Proses HIV menjadi AIDS

Fase Pertama (mulai tertular HIV atau Periode Jendela)
HIV masuk dalam tubuh manusia. Pada fase ini tidak terdapat tanda – tanda khusus. Orang yang tertular HIV tetap tampak sehat dan merasa sehat. Periode Jendela adalah masa antara masuknya HIV ke dalam tubuh manusia sampai terbentuknya antibodi (penangkal) terhadap HIV dalam darah. Periode Jendela ini bisanya antara 8 – 12 minggu. Meskipun pada fase ini belum menunjukkan gejala, namun orang ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain. Bila dilakukan test darah untuk HIV, hasil test mungkin masih negatif karena antibodi terhadap HIV belum terdeteksi dalam darah.

Fase Kedua (HIV Positif tanpa gejala, umumnya 3 – 10 tahun, tergantung stamina tubuh)
Pada fase ini walaupun orang yang tertular terlihat sehat dan merasa sehat, HIV sedang berkembang biak dalam tubuh. Bila dilakukan test darah untuk HIV, antibodi sudah terdeteksi karena telah terbentuk antibodi terhadap HIV dalam darah atau disebut HIV positif.


Fase ketiga (muncul gejala)
Sistem kekebalan tubuh menurun, mulai muncul gejala – gejala penyakit akibat infeksi HIV. Contohnya pembengkakan kelenjar getah bening pada seluruh tubuh, flu dan diare terus menerus.

Fase keempat (AIDS)
Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, kemudian mulai muncul gejala  - gejala infeksi sekunder/opportunistik (infeksi yang muncul karena sistem ketebalan tubuh lemah) contoh : infeksi paru (TBC), infeksi jamur pada mulut (sariawan yang sangat parah), kanker kulit (sarkoma kaposi) dll.


Demikianlah informasi seputar HIV dan AIDS, untuk mengingatkan, sebelum HIV berubah menjadi AIDS (umumnya 5-10 tahun) tidak ada tanda – tanda khusus pada orang yang tertular HIV, orang yang tertular HIV tampak sehat dan merasa sehat. Namun demikian, orang yang terinfeksi HIV tetap dapat menularkan HIV kepada orang lain. Untuk mencegah tertular virus HIV sebaiknya tidak melakukan seks sebelum menikah, bersikap setia dengan pasangan/tidak berganti – ganti pasangan seksual, tidak menggunakan jarum suntik narkoba secara bergantian dan gunakan jarum tindik tatto yang steril.

Semua orang bisa terkena HIV dan AIDS tanpa membedakan jenis kelamin, usia, suku, agama, ras, pendidikan, pekerjaan dll. Saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan HIV dan AIDS. Yang sudah ditemukan adalah obat ARV (Anti Retro Viral) yaitu obat untuk mengendalikan jumlah virus HIV dan meningkatkan kualitas hidup ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS). Jadi tetaplah menjaga kesehatan, stay safe, support dan hormatilah mereka yang hidup dengan ODHA.

Sumber : Intisari dari berbagai artikel. 

Diberdayakan oleh Blogger.