8 Ikon Budaya Betawi

By
Alhamdulillah per 1 februari 2017, pemerintah provinsi DKI Jakarta telah menetapkan 8 ikon budaya betawi. Hal ini tertuang dalam peraturan gubernur (pergub) provinsi DKI Jakarta nomor 11 tahun 2017 tentang ikon budaya betawi. Dengan terbitnya pergub ini ciri khas kebudayaan betawi tersebut secara resmi menjadi jati diri kota jakarta serta 8 ikon budaya betawi tersebut dapat menjadi identitas masyarakat jakarta dalam beraktifitas baik di pemerintahan maupun di swasta. Dengan di tetapkan 8 ikon budaya betawi ini diharapkan pariwisata dan industri kreatif berbasis budaya di provinsi DKI Jakarta semakin meningkat.

Berdasarkan peraturan gubernur DKI Jakarta nomor 11 tahun 2017 tertanggal 1 februari 2017, ikon budaya betawi terdiri dari :


1. Ondel – ondel

Bentuk atau desain Ondel - ondel
  • Wajah laki-laki berwarna merah, alis hitam tebal, berkumis dan terlihat ramah
  • Wajah perempuan berwarna putih, bermata hitam sayu, alis hitam melengkung, bulu mata lentik, bibir merah, telinga bergiwang atau beranting anting dan jidatnya bermahkota.
  • Pakaian ondel-ondel laki-laki berwarna gelap dengan model baju pangsi, berselempang kain bermotif batik Betawi serta menggunakan ikat pinggang dan bawahan kain batik Betawi.
  • Pakaian ondel-ondel perempuan memakai busana kebaya panjang atau baju kurung bermotif kembang-kembang dan bawahan kain batik Betawi dengan selendang atau selempang disangkutkan di pundak kiri ke arah pinggang kanan serta menggunakan ikat pinggang.
  • Rambut terbuat dari ijuk warna hitam.
  • Hiasan kepala yang disebut kembang kelapa (manggar)dengan jumlah 20 untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki.
Filosofi atau makna Ondel – ondel
  • Sebagai perlambang kekuatan yang memiliki kemampuan memelihara keamanan dan ketertiban, tegar, berani, tegas, jujur dan anti manipulasi.
Fungsi, penggunaan dan penempatan Ondel – ondel
  • Sebagai pelengkap berbagai upacara adat tradisional masyarakat Betawi.
  • Sebagai dekorasi pada acara seremonial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, festival, pentas artis asing, pameran, pusat perbelanjaan, Industri Pariwisata, gedung pertemuan dan area publik yang memungkinkan dari aspek estetika dan keselamatan umum.
  • Penempatan di sisi kanan kiri pintu masuk, di lobby sebagai pelengkap photo (photo wall), dipanggung pementasan atau dalam bentuk visual di LED/Videotron, atau di tempat lain sesuai estetika.

2. Kembang Kelapa (Manggar)

Bentuk atau desain kembang kelapa (manggar)
  • Bentuk kembang kelapa terbuat dari lidi yang dibungkus dengan kertas atau plastik warna warni.
  • Ukuran kembang kelapa dan tiang penyangga disesuaikan penempatannya.
  • Jumlah kembang kelapa dari tiap tiang penyangga antara 60-75 batang.

Filosofi atau makna kembang kelapa (manggar)
  • Filosofi untuk Kembang Kelapa (manggar) sebagai perlambang kemakmuran.
  • Sebagai simbol dari kehidupan manusia yang bermanfaat sebagaimana manfaat pohon kelapa.
  • Sebagai simbol sifat keterbukaan masyarakat dalam pergaulan sehari-hari.
  • Sebagai simbol tatawarna (multikultur) kebudayaan yang hidup dan berkembang di Kota Jakarta.

Fungsi, penggunaan dan penempatan kembang kelapa (manggar)
  • Fungsi sebagai dekorasi statis yang memberikan nuansa megah, meriah dan penuh keceriaan pada berbagai kegiatan, baik di ruang terbuka maupun di ruang tertutup.
  • Digunakan sebagai dekorasi dinamis dan diletakkan di depan arak-arakan dalam festival, atraksi pariwisata, pentas seni budaya (kirab, ngarak penganten dan sebagainya).
  • Penempatan sebagai dekorasi statis diletakkan di samping kanan dan kiri pintu masuk, pada kanan kiri pelaminan, pada kanan kiri panggung, digantung diplafon dan pada titik-titik tertentu di dalam ruangan (aula, auditorium dan lain-lain) acara (resepsi, seminar, diskusi,dan sebagainya).

3. Ornamen Gigi Balang

Bentuk atau desain ornamen gigi balang
  • Ornamen Gigi Balang berbentuk segitiga (cagak) karena merupakan gambaran dari bentuk gunung.
  • Bentuk ornamen Gigi Balang: tumpal, wajik, wajik susun dua, potongan waru, kuntum melati.
Filosofi atau makna ornamen gigi balang

Sebagai perlambang gagah, kokoh dan berwibawa.

Fungsi, penggunaan dan penempatan ornamen gigi balang
  • Fungsi sebagai dekorasi melalui media berbentuk lampu dan pengecatan serta media lainnya yang memungkinkan.
  • Penggunaan di bangunan tradisional Betawi, fasilitas publik, gedung bertingkat, gapura, panggung pementasan, stand pameran (booth) dan area lain yang memungkinkan dari aspek estetika dan keselamatan umum.
  • Penempatan pada bagian atas (lisplang) bangunan sesuai estetika dan keselamatan umum.

4. Baju Sadariah (Sadarie)

Bentuk atau desain. Bentuk dan kelengkapan baju sadarie terdiri dari :
  • Baju longgar berleher tertutup (kerah sanghai) lengan panjang dengan dua kantong tempel di bagian depan bawah baju.
  • Kopiah hitam polos sebagai penutup kepala (tinggi disesuaikan).
  • Kain sarung plekat terlipat rapi digunakan di leher.
  • Celana bahan warna gelap dengan sepatu pantofel atau celana komprang bermotif batik dengan sandal terompah. 
Filosofi atau makna baju sadarie

Sebagai identitas lelaki rendah hati, sopan, dinamis dan berwibawa.
Fungsi dan penggunaan baju sadarie

Fungsi dan penggunaan sebagai seragam karyawan berbagai kantor pemerintah dan swasta, industri pariwisata, sekolah dan berbagai acara seremonial, obyek dan atraksi pariwisata serta pentas seni budaya.

5. Kebaya Kerancang

Bentuk atau desain. Bentuk dan kelengkapan kebaya kerancang terdiri dari :

  • Bahan kebaya dibordir kerancang dengan motif kembang pada bagian bawah kebaya dan pada pergelangan tangan.
  • Hiasan rambut dapat menggunakan sanggul dengan model Konde Bunder atau model lain yang disesuaikan dengan pemakainya.
  • Menggunakan kain sarung batik Betawi dengan kepala kain bermotif tumpal, tombak, buket dan sebagainya.
  • Alas kaki selop tutup.
  • Perhiasan yang dikenakan, antara lain : peniti rante susun tiga, anting air seketel atau giwang asur, gelang listering atau gelang ular, cincin bermata dan kalung tebar. Keserasian menjadi unsur penting bagi pemakaiannya.
Filosofi atau makna kebaya kerancang

Sebagai perlambang keindahan, kecantikan, kedewasaan, keceriaan dan pergaulan yang mengikuti kearifan, aturan dan tuntunan leluhur. Tujuannya untuk memelihara keanggunan dan kehormatan perempuan.

Fungsi dan penggunaan kebaya kerancang

Fungsi dan penggunaan sebagai seragam karyawati berbagai kantor pemerintah dan swasta, industri pariwisata, sekolah dan berbagai acara seremonial, obyek dan atraksi pariwisata serta pentas seni budaya.



6. Batik Betawi

Bentuk dan bahan batik betawi

  • Batik Betawi berbentuk kain panjang dan kain sarung yang motifnya dikerjakan dengan tulis dan cap. Bahan kainnya berupa sutera, ATBM, prima, primis dan dobi.
  • Motif batik Betawi antara lain : Dododio, Mak Ronda, Rasamala, Nusa Kalapa, Lereng, Ondel-Ondel, Pesalo, Salakanagara, Albetawi, Kodangdia, Langgara, Warakas, flora fauna asli Betawi, Daun Tarum, Nderep, Kampung Marunda, Ngeluku (Bajak Sawah), Ngelancong/Bedemenan, Nandur, Burung Hong, Numbuk Padi, Baritan, Sulur Jawara, Ronggeng Uribang, Galur Ondel-Ondel, Kuntul Blekok, Payung Cokek, Ulung-Ulung, Bondol Biru dan lain-lain.

Filosofi atau makna batik betawi

Sebagai keseimbangan alam semesta untuk memenuhi hidup yang sejahtera dan berkah.

Fungsi dan penggunaan batik betawi

Fungsi dan penggunaan sebagai seragam karyawan/karyawati berbagai kantor pemerintah dan swasta, industri pariwisata, sekolah, dan berbagai acara seremonial, obyek dan atraksi pariwisata serta pentas seni budaya.


7. Kerak Telor

Bentuk dan bahan kerak telor

Kerak Telor adalah penganan dengan bahan utama :
beras ketan putih, garam, merica bubuk, kelapa muda parut yang disangrai (serundeng), telur ayam/telur bebek, ebi, bawang goreng.

Filosofi atau makna kerak telor

Sebagai sisi kehidupan manusia yang mengalami perubahan lingkungan secara alamiah. Kerak Telor sebagai perlambang pergaulan yang harmonis.

Fungsi, penggunaan kerak telor

Sebagai menu makanan ringan atau selingan (kudapan). Sebagai salah satu menu pada industri pariwisata, acara seremonial jamuan makan, stand di acara pameran, atraksi pariwisata dan pentas seni budaya.


8. Bir Pletok

Bentuk dan bahan bir pletok

Bir Pletok adalah minuman berwarna merah yang menyehatkan dan menyegarkan, dapat dihidangkan dingin atau agak panas. Bahan utama : Air, gula pasir, kayu manis, jahe, sereh, cengkeh, kayu (babakan) secang, buah pala, bunga pala, lada bulat di belah, kapolaga, cabe jawa, daun jeruk purut, daun pandan, gardamom seed (gardamunggu) dibelah dan garam.

Filosofi atau makna bir pletok

Bir Pletok dimaknai sebagai penopang hidup sehat secara lahir dan batin dan juga sebagai upaya mengapresiasi serta mengisi hidup yang tidak boleh kendor sampai pada titik yang paling utama yakni matang.

Fungsi, penggunaan bir pletok

Sebagai minuman yang menyehatkan dan menyegarkan. Sebagai salah satu menu pada industri pariwisata, acara seremonial jamuan makan, stand di acara pameran, atraksi pariwisata dan pentas seni budaya.

Ikon budaya betawi ini akan terus di kembangkan agar lebih baik. Kedepannya ikon betawi ini dapat ditempatkan di ruang publik di gedung pemerintah dan swasta. Untuk itu Ikon budaya betawi ini akan di modifikasi agar menjadi lebih cantik sehingga dapat bersanding apik dengan arsitektur gedung di jakarta dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan budaya masyarakat jaman sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.