Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq : Sahabat Rasulullah SAW yang paling mulia

By
Abu Bakar Ash-Shiddiq : Sahabat Rasulullah SAW yang paling mulia

Silsilah Keluarga

Abu bakar ash-shiddiq dilahirkan di kota makkah setelah tahun gajah. Namun para ulama berselisih  mengenai kapan persisnya kelahiran abu bakar. Ada yang mengatakan abu bakar lahir tiga tahun setelah tahun gajah, ada yang mengatakan bahwa abu bakar lahir dua tahun enam bulan setelah tahun gajah.

Nama asli Abu bakar adalah abdullah bin utsman bin amir bin amr bin ka’ab bin sa’ad bin taim bin murrah bin ka’ab bin lu’ay bin ghalib. Abu bakar dibesarkan dalam asuhan kedua orangtuanya yang memiliki kedudukan terhormat. Hal ini menjadi faktor yang membuat abu bakar tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang disegani.

Abu bakar berasal dari kabilah bani taim. Salah satu kabilah terkemuka di kalangan kaum quraisy. Ayahnya bernama utsman bin amir bin amr, sang ayah ini lebih dikenal dengan nama kuniyahnya (gelar) yaitu abu quhafah. Ibunda abu bakar bernama salma binti shakhr bin amr bin ka’ab bin said bin taim, tetapi sang ibunda lebih dikenal dengan nama kuniyahnya yaitu ummu khair.

Keluarga abu bakar adalah satu satunya keluarga yang menjadi sahabat rasulullah saw dari empat generasi yang berbeda. Mereka adalah abdullah bin zubair, asma binti abi bakar (ibu abdullah bin zubair), abu bakar dan abu quhafah (ayah abu bakar).


Karakter Abu Bakar Ash-Shiddiq

Dimasa jahiliyah, abu bakar termasuk ahli nasab (ahli silsilah keluarga), baik silsilah keluarga suku quraisy maupun suku arab lainnya. Pengetahuan tentang suku arab serta keturunannya terbukti bermanfaat dalam beberapa kesempatan di masa islam, termasuk ketika rasulullah mencari bantuan dan perlindungan dari kepala suku sebelum hijrah ke madinah.

Abu bakar merupakan pedagang sukses yang adil, jujur dan pintar dalam berdagang. Banyak orang lebih memilih bertransaksi dagang dengan abu bakar karena ia dikenal adil dan jujur di segala hal.

Abu bakar adalah orang yang sangat menjaga kehormatan (muru’ah). Abu bakar pantang minum khamar ( minuman keras). Abu bakar mengharamkan khamr atas dirinya. Beliau tidak pernah minum minuman haram tersebut setetespun dalam hidupnya. Pada masa jahiliyah maupun setelah dia menjadi muslim. Baginya, orang yang meminum khamr berarti dia telah melalaikan kehormatan dirinya. 

Sebagaimana rasulullah, abu bakar selama hidupnya juga tidak pernah menyembah berhala. Keutamaaan yang dimiliki abubakar ini merupakan perbedaan yang mencolok di antara para sahabat rasulullah yang lain karena hampir semua sahabat rasulullah pernah menyembah berhala di masa jahiliyah.

Nama dan gelar Abu Bakar Ash-Shiddiq

Ketika abu bakar mengikrarkan dirinya menjadi muslim, rasulullah mengganti namanya menjadi abdullah (hamba allah). Nama ini yang biasa digunakan dalam surat – surat yang ditulisnya semasa menjadi khalifah. “Dari abdullah abu bakar, khalifah rasulullah, kepada semua yang membaca surat dan tulisanku”.

Nama abu bakar (abu bakr) merupakan kuniyah (gelar). Abu berarti “bapak” dan bakr bermakna “awal mula”. Diberi nama demikian karena dia adalah serang laki – laki dewasa yang pertama kali menerima ajaran islam (masuk islam).


Ash-shiddiq

Gelar atau julukan abu bakar yang terkenal adalah ash-shiddiq (orang yang paling membenarkan). Sehingga di populer dengan sebutan abu bakar ash-shiddiq. Rasulullah memberinya gelar tersebut karena abu bakar lah orang yang dengan tegas meyakini tanpa keraguan sedikitpun bahwa rasulullah memang benar – benar telah menjalani isra’ mi’raj. Beliau juga dujuluki ash-shiddiq karena beliau adalah lelaki pertama yang membenarkan dan beriman kepada allah dan nabi muhammad saw sebagai rasulullah. Abu bakar mengikrarkan keislamannya saat ia berusia 38 tahun sementara rasulullah saat itu berusia 40 tahun.

Pada masa – masa awal penyebaran ajaran islam dengan pengikut yang masih sedikit, abu bakar adalah orang pertama yang menyampaikan khutbah dakwah secara terbuka. Akibatnya kaum musyrik yang mendengar seruan abu bakar tersebut langsung marah dan memukuli abu bakar dan kaum muslim yang ada di sana hingga tidak sadarkan diri.

Sosok abu bakar sangat istimewa bagi rasulullah. Karena itu beliau memilihnya sebagai orang paling berhak mendampinginya saat hijrah dari makkah ke madinah (hijrah adalah salah satu fase terpenting dalam perjalan dakwah islam). Dalam perjalanan ini abu bakar menjaga, melayani dan memuliakan rasulullah. Ia mempersilahkan rasulullah untuk beristirahat sementara dirinya menjaganya seolah – olah tidak merasakan letih dan membutuhkan istirahat.

Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Setelah rasulullah wafat, kaum muslim (kaum muhajirin dan kaum anshar) berkumpul dan bermusyawarah untuk menentukan pengganti kepemimpinan rasulullah. Proses pemilihan khalifah hampir saja memicu perpecahan di antara kaum muhajirin dan anshar. Untunglah, berkat kepiawaian abu bakar, potensi perselisihan itu bisa di redam. Ini adalah bukti keutamaan abu bakar di antara para sahabat lainnya.

Dalam peristiwa itu abu bakar tidak langsung menyalahkan pendapat orang anshar yang mengklaim hak kekhalifahan, tetapi juga tidak membenarkan keseluruhan. Abu bakar berusaha menempatkan masalah secara adil. Jiwa kepemimpinan abu bakar terlihat saat mendamaikan pertikaian pendapat antar kelompok tersebut.

Mula – mula abu bakar menyebutkan keutamaan kaum anshar disusul kalimat yang mengingatkan bahwa meski demikian, hal itu tidak berarti bahwa mereka adalah orang yang paling berhak menjadi khalifah setelah nabi muhammad saw. Berdasarkan fakta sosial saat itu (pada saat itu bangsa arab tidak mengakui otoritas kekuasaaan kecuali kepada kaum muslim dari suku quraisy) serta nash hadist rasulullah saw, kekhalifahan adalah hak bagi suku quraisy. Pada akhirnya seluruh utusan muhajirin dan kaum anshar sepakat untuk membait abu bakar (sebagai orang yang hatinya paling mulia diantara mereka) menjadi khalifah.


Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Paska rasulullah wafat, kaum muslimin menghadapi situasi sulit berupa kemurtadan dan pembangkangan. Ada juga orang muslim yang tidak mau membayar zakat. Maka pada masa kekhalifahan abu bakar, pemberantasan kemurtadan menjadi agenda prioritas pemerintahannya. Abu bakar adalah lelaki yang lemah lembut, namun dalam hal memerangi orang yang murtad, beliau memiliki pendirian yang kokoh. Bahkan lebih tegas dan keras daripada umar bin khaththab yang terkenal akan keras dan tegasnya dalam pembelaan terhadap allah.
Strategi abu bakar untuk menumpas gerakan kaum murtad adalah sebagai berikut :
  • Terus memberikan semangat keislaman dan meneguhkan keimanan kaum muslim dari berbagai kabilah. Meminta kaum muslim bersiap – siaga dan turut serta memerangi kaum murtad.
  • Mengirim utusan kepada setiap kabilah yang murtad untuk mengajak mereka kembali kepada islam. Apabila mereka mau kembali kepada islam, mereka akan dilindungi, namun apabila menolak mereka akan diperangi.
  • Mewajibkan seluruh penduduk madinah untuk menghadiri shalat berjamaah di masjid.
  • Membuat posko – posko penjagaan di sekitar perbatasan madinah untuk melindungi diri dari serangan kabilah – kabilah yang murtad.
Di masa Pemerintahan Abu Bakar Ash-shiddiq lah alquran di kumpulkan

Pertempuran yamamah melawan orang – orang murtad walaupun dimenangkan pasukan muslim, banyak menyebabkan terbunuhnya tokoh utama sahabat, bahkan banyak diantaranya adalah para penghapal al-quran (huffazh). Akibat peristiwa itu umar bin khathtab merasa khawatir akan hilangnya sebagian besar ayat – ayat al quran akibat wafatnya para huffazh (para penghapal alquran) dan kemudian umar mengusulkan untuk melakukan pengumpulan alquran yang masih berada di lembaran – lembaran dan tersebar di berbagai tempat. Akhirnya abu bakar menyetujui usul tersebut dan memerintahkan kepada zaid bin tsabit untuk mengumpulkan alquran tersebut.

Maka zaid bin tsabit mulai menyusun alquran dan mengumpulkannya dari pelepah kurma, tulang - tulang, batu – batu, serta dari penghapal para sahabat.


Sistem pemerintahan

Abu bakar ash-shiddiq membentuk lembaga majelis syura sebagai tempat musyawarah dan meminta pendapat dalam menentukan kebijakan. Para anggota dewan syura adalah dari kalangan para sahabat yang mewakili ulama dan kaum muslim, baik dari kalangan muhajirin maupun anshar. Melalui wakilnya di dewan syura ini, rakyat diberi ruang untuk ikut berpartisipasi dalam menetapkan kebijakan pemerintah.

Sumber hukum pemerintahan

Kekhalifahan Abu bakar ash-shiddiq menerapkan hukum islam yang bersumber dari al-quran dan as-sunnahh. Upaya itu diiringi dengan menggiatkan gerakan menghafal al-quran bagi kaum muslim terutama di kota madinah. Pada saat itu madinah masih dihuni oleh para sahabat rasulullah, sehingga islam benar – benar menjadi landasan kehidupan baik secara teori maupun aplikasi/praktek. Abu bakar ash-shiddiq juga menjaga kemurnian al-quran dengan memfungsikan masjid sebagai lembaga pendidikan al-quran baik untuk menghapal al-quran maupun mempelajari ilmu – ilmu al-quran.
Setiap kali dihadapkan pada permasalahan, abu bakar mencari landasan hukumnya di dalam al-quran. Apabila tidak mendapatkan nya dalam al-quran, dia akan mencarinya di dalam sunnah rasulullah. Apabila permasalahan yang dicari tidak didapati landasan hukumnya dari alquran dan as-sunnah, abu bakar berijtihad setelah meminta pendapat minimal 2 (dua) dari kalangan sahabat.

Lembaga pemerintahan

Untuk menjalankan roda pemerintahan, khalifah abu bakar juga mendirikan beberapa lembaga pemerintahan yaitu :

-    Lembaga keuangan
Untuk mengurus harta dan keuangan negara, abu bakar menunjuk abu ‘ubaidillah bin jarrah sebagai wazir al-maliyah (menteri keuangan). Pada pemerintahan abu bakar, keuangan negara bersumber dari zakat, shadaqah, rampasan perang (ghanimah) dan jizyah (pajak dari orang – orang kafir yang negerinya berada dalam kekuasaan pemerintahan islam). Semua itu dikumpulkan ke lembaga keuangan yang dikenal dengan nama baitul mal.
Harta dari baitul mal itu kemudian digunakan untuk membiayai berbagai keperluan negara termasuk gaji para pejabat pemerintah dan kebutuhan rakyat seperti selimut, bahan pangan dan alat – alat produksi.

-    Lembaga peradilan
Lembaga peradilan ini dibentuk khusus menangani masalah hukum. Abu bakar menunjuk umar bin khaththab sebagai penanggung jawab lembaga ini. Meski demikian khalifah juga diberi wewenang untuk memutuskan perkara pengadilan. Ketika menjalani fungsinya sebagai hakim, abu bakar sering meminta masukan dari para sahabat nya yang ahli dalam bidang hukum. Saksi – saksi juga dihadirkan dan diambil keterangannya sebelum mengambil keputusan hukum.

-    Gubernur
Abu bakar senantiasa menempatkan seorang gubernur pada setiap wilayah yang dikuasai kaum muslim. Tugas gubernur diantaranya menjaga dan menjalankan syiar islam, mengkoordinir urusan keuangan dan pemerintahan dan menegakkan hukum islam di wilayah yang di pimpimnya.
Beliau mengerahkan pasukan untuk menaklukan syam, sebagai mana keinginan rasulullah saw, akhirnya syam pun ditaklukan demikian juga dengan irak berhasil ditaklukan.

Keadilan pilar utama pemerintahan

Pada masa kekahlifahan abu bakar, pendistribusian zakat menggunakan prinsip kesamarataan dengan memberikan jumlah yang sama kepada semua sahabat rasulullah tanpa membeda-bedakan antara sahabat yang terlebih dahulu masuk islam dan yang belakangan, antara budak dan orang merdeka, dan antara pria dan wanita.

Menurut abu bakar, dalam hal keutamaaan beriman, biarkan allah yang memberikan ganjarannya, sedangkan dalam masalah kebutuhan hidup, prinsip kesamaan (keadilan) lebih baik daripada prinsip keutamaan.


Akhir kehidupan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Pada bulan jumadil akhir tahun 13 hijriah abu bakar ash-shiddiq menderita sakit demam akut. Akibatnya selama 15 hari setelahnya, abu bakar tidak mampu pergi ke masjid untuk memimpin shalat berjamaah. Ketika sakitnya semakin parah, abu bakar merasa bahwa ajalnya telah dekat. Untuk itu kemudian dia melakukan musyawarah dengan tokoh muhajirin dan anshar untuk memilih khalifah setelahnya. Kepada mereka abu bakar mengajukan nama umar bin khaththab untuk menjadi penggantinya.

Sebagian besar tokoh muhajirin dan anshar mendukung nominasi yang diajukan abu bakar itu. Sehingga abu bakar menuliskan sebuah dekrit tentang pengangkatan umar bin khaththab sebagai khalifah setelah dirinya. Abu bakar menungaskan utsman bin affan untuk membacakan dekrit tersebut dihadapan banyak orang, sekaligus memba’it (mengangkat dan memberikan janji setia kepada) umar bin khaththab sebelum abu bakar wafat.

Abu bakar wafat pada usia 63 tahun setara dengan usia rasulullah saw.

Sumber : The golden story of Abu Bakar Ash-Shiddiq

Baca juga : Mengenal Nabi Muhammad SAW
                    Kisah Umar bin Khaththab : Masa gemilang peradaban Islam

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.